YOGYA - Maraknya kejahatan siber di dunia perbankan membuat nasabah harus hati-hati. 

Jika tidak, maka akses perbankan yang bergantung pada keamanan digital bisa saja terbobol pelaku kejahatan yang mengakibatkan uang di tabungan bisa ludes atau ada pengeluaran tidak dikenal.

Menurut Digital Banking Head Bank BTPN, Irwan S Tisnabudi, kejahatan siber yang sering menimpa nasabah satu di antaranya adalah social engineering.

Dia menjelaskan, social engineering merupakan manipulasi psikologis seseorang dengan tujuan untuk mendapatkan informasi tertentu.

Pelaku kejahatan bisa menipu nasabah secara halus, baik disadari atau tidak oleh si nasabah.

“Nah, teknik memperoleh informasi dengan modus social engineering itu bermacam-macam. Ada phising, vishing dan impersonation. Itu beda semua maknanya, harus hati-hati,” ucapnya, Rabu (24/3/2021).

Secara detail, Irwan mendeskripsikan ketiga kejahatan siber yang sering terjadi itu.

Phising merupakan pengelabuan yang dilakukan pelaku kejahatan untuk mendapatkan informasi rahasia seperti password.

Biasanya, mereka akan melakukan penyamaran melalui komunikasi elektronik.

Saluran yang biasa digunakan seperti email, layanan pesan instan (SMS) atau penyebaran link palsu di internet itu biasanya mengarahkan korban ke situs yang telah dirancang untuk menipu.

“Kalau vishing atau voice phising itu merupakan upaya penipu melakukan pendekatan terhadap korban untuk mendapatkan informasi yang penting. Pelaku memengaruhi korban untuk melakukan tindakan seperti memberikan kode One Time Password (OTP) kepada oknum penipu,” bebernya.

Menurutnya, metode kejahatan ini cukup berbahaya lantaran komunikasi dilakukan melalui telepon dengan pendekatan yang meyakinkan dan cepat.

 

Ia menambahkan, ada juga impersonation.

Itu merupakan upaya penipu berpura-pura menjadi orang lain dengan tujuan untuk mendapatkan informasi rahasia.

Metode ini bisa dilakukan secara langsung, melalui telepon, ataupun melalui akun palsu yang mengatasnamakan bank di jaringan media sosial.

“Makanya, Jenius itu juga menerapkan sistem keamanan berlapis dengan teknologi terkini demi keamanan dan kenyamanan nasabah,” ucap Irwan.

Jenius merupakan produk perbankan digital yang dikeluarkan oleh Bank BTPN.

Aplikasi ini membantu penggunanya melakukan aktivitas finansial seperti menabung, bertransaksi, atau mengatur keuangan.

Jenius juga memungkinkan nasabah untuk memiliki rekening bank.

Semua dilakukan dari satu tempat, dari ponsel, baik yang berbasis Android maupun iOS.

 

“Namun, nasabah juga perlu melindungi data pribadi dan rahasia miliknya. Jangan pernah membagikan PIN, password, kode OTP dan data di aplikasi, serta kartu Jenius kepada pihak lain. Jenius tidak pernah meminta informasi pribadi dan rahasia tersebut dari nasabah,” tuturnya.

Irwan juga meminta nasabah untuk membatasi penggunaan Wi-Fi publik saat mengakses rekening bank.

“Pisahkan juga e-mail dan password untuk kebutuhan perbankan dengan kebutuhan lain seperti personal, pekerjaan atau e-commerce. Ini mengurangi risiko terjadinya kejahatan siber,” katanya lagi.

Khusus untuk nasabah Jenius, jika ada pengaduan, bisa mengadukan ke media sosial Jenius di Instagram @JeniusConnect, Twitter @JeniusConnect, maupun layaran customer service 24 jam di 1500 365 dan jenius-help@btpn.com.

“Waspada dengan akun-akun Jenius yang menghubungi melalui media sosial. Cermati betul usernamenya, centang birunya hingga linimasanya. Jangan sampai tertipu dan data rahasia tersebar,” tambah Irwan.

 

[ sumber : jogja.tribunnews.com | Penulis: Ardhike Indah | Editor: Gaya Lufityanti ]